Menyadari Pentingnya Pemilahan Sampah di Sumber

Aisyah Najma Agrina | 20 Mar 2025 Viewers : 63

Dari banyaknya sampah yang dihasilkan setiap harinya, berapa banyak sih yang sudah tersalurkan menjadi bahan daur ulang?

Belum ada angka terbaru yang dapat tepat menghitung jumlah keseluruhan tingkat daur ulang di Indonesia, namun diperkirakan masih berada di bawah 20% yang sudah tersalurkan sebagai bahan daur ulang (LCDI, 2023; World Economic Forum, 2020). Saat ini, Indonesia diperkirakan menghasilkan sampah sebesar 79409.34 ton setiap harinya (Kementerian Lingkungan Hidup, 2025), sehingga artinya kurang dari 15,881.868 kg yang sudah didaur ulang. Jika ditinjau kembali komposisi sampah yang diproduksi masyarakat, banyak diantaranya yang merupakan material yang umum didaur ulang, seperti sisa makanan (39.22%) kemasan plastik (19.76%), kertas/karton (11.17%) dengan potensi daur ulang yang beragam, namun estimasi pada studi persentase tertinggi dapat mencapai 90%, masih sangat jauh dengan kenyataan yang saat ini terjadi di Indonesia (Raharjo, et al., 2018; Sembiring, 2018).

Terdapat banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya tingkat daur ulang sampah di Indonesia, salah satunya adalah kurang diterapkannya kegiatan pemilahan sampah langsung di sumber, yang dapat merupakan tempat sampah di rumah, sekolah, maupun di publik. Kondisi saat ini, pemilahan sampah dilakukan oleh sektor informal (pemulung, pengepul), bank sampah, TPS, bahkan baru dikelola di tempat pembuangan akhir (TPA) (Kristanto & Gusniani, 2015).

Pengaruh Pemilahan di Sumber dengan Daur Ulang?

Pada industri daur ulang, terdapat beberapa faktor lainnya yang berkontribusi pada rendahnya sampah yang dimanfaatkan, seperti terbatasnya sumber daya manusia, belum memadainya teknologi pemilahan, sehingga mengakibatkan sulitnya memisahkan sampah yang telah tercampur. Sampah daur ulang banyak telah bercampur, sehingga menurunkan kualitas dari materialnya. Contohnya, jenis sampah kering, seperti plastik dan kardus banyak yang telah bercampur dengan sampah basah sisa makanan, sehingga menjadi basah dan kotor, berkurang nilai jualnya. Sampah organik sisa makanan yang merupakan penyumbang terbesar sampah di Indonesia memiliki metode pengolahan yang berbeda untuk dapat didaur ulang dan menghasilkan nilai ekonomis. Proses pemilahan jika dilakukan sebelum sampah masuk ke dalam industri daur ulang dapat berpotensi meningkatkan persentase sampah yang dapat didaur ulang dan menghemat biaya operasional pengumpulan sampah tahunan hingga sebesar 30% dibandingkan jika sampah yang masuk masih tercampur (Kristanto & Gusniani, 2015; Arabiat, et.al., 2024).

Keuntungan secara ekonomis yang didapatkan dari pemilahan sampah di sumber ini mungkin tidak terlalu disadari dan dirasakan oleh masyarakat umum yang tidak berkecimpung di industri daur ulang. Lalu, mengapa kita masih perlu untuk memilah sampah?


Mengurangi beban penerimaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Dari total 550 tempat pembuangan akhir yang berada di Indonesia, 306 TPA di antaranya masih menumpuk sampahnya saja tanpa dilakukan pengolahan (metode open dumping) (Waluyo, 2024). Dengan tidak adanya pengolahan, tidak ada juga upaya untuk mengurangi jumlah yang masuk, sehingga TPA akan cepat untuk penuh. Akhir-akhir ini Kementerian Lingkungan Hidup menyampaikan rencananya untuk melakukan penutupan 306 TPA yang sudah melebihi kapasitas. TPA tersebut di antaranya adalah TPA Suwung di Bali, TPA Rawa Kucing dan TPA Jatiwaringin di Tangerang (Sari, 2025).

Idealnya dalam pengelolaan persampahan, sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah yang sudah tidak dapat ditangani melalui upaya seperti daur ulang. Sayangnya, daur ulang, sebagai salah satu upaya mengurangi timbulan sampah masih sangat minim dilakukan di Indonesia, mengingat tingkat daur ulang di Indonesia yang masih rendah. Selain dapat meningkatkan tingkat daur ulang yang dapat mengurangi sampah yang masuk ke TPA, memilah sampah di sumber juga dapat secara langsung menurunkan biaya pembuangan ke TPA. Sebuah studi dilakukan di Malaysia, dengan implementasi program pemilahan sampah dapat menurunkan biaya hingga $61,000 setiap tahunnya (Rangga, et.al., 2022)

Mengurangi potensi kontaminasi zat berbahaya dari limbah B3

Tidak hanya di rumah sakit atau industri, sampah B3 juga banyak dihasilkan oleh rumah tangga, seperti bekas masker, lampu, baterai, dan lain-lain. Pemilahan sampah di sumber dapat mengurangi kontaminasi senyawa berbahaya dari sampah tersebut di lingkungan dan melindungi kesehatan manusia. Ketika sampah berbahaya tidak dipisahkan, bahan berbahaya seperti bahan kimia, logam berat, sampah medis, dan elektronik dapat bercampur dengan sampah non-berbahaya, yang menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara (UNEP, 2021; EPA, 2022).

Pemilahan sampah bertujuan agar proses pembuangan dan pemrosesan sesuai dan mengurangi risiko kontaminasi. Selain itu, pemisahan sampah juga mengurangi emisi berbahaya saat pembakaran dan melindungi pekerja yang secara langsung terpapar. Praktik ini juga membantu mencegah penyebaran penyakit infeksi, khususnya dari sampah medis dan biologis (UNEP, 2021; EPA, 2022).

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat rentan di sektor informal

Kebanyakan yang bekerja di sektor informal untuk mengumpulkan sampah adalah kelompok rentan dengan pendapatan yang tergolong rendah. Dengan memilah sampah dan meningkatkan nilai jual sampah daur ulang, dapat meningkatkan penghasilan pekerja informal dapat meningkatkan memperbaiki kondisi kehidupan mereka, serta mendapatkan penerimaan sosial dari penduduk kota lainnya (Sembiring & Nittivanananon, 2012).

Apa yang dapat dilakukan?

Meskipun banyak sekali manfaat yang didapatkan setelah memilah sampah, kegiatan ini tidak menjadi mudah untuk dilakukan. Biasanya banyak kita temui walaupun telah dipilah, dalam proses pengangkutan sampah tersebut kembali dicampur. Sering ditemui juga pengadaan tempat sampah yang masih kurang jelas perbedaan jenisnya sehingga membingungkan. Namun, hal ini bukan berarti tidak mungkin dijalankan, lho. Langkah kecil yang kita lakukan dengan rutin dapat mendukung perubahan yang besar di masa depan. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:

  1. Memilah sampah sendiri di rumah, secara sederhana kita bisa memilah sampah yang dapat didaur ulang dan dikumpulkan ke bank sampah atau platform pengumpul sampah terdekat.

  2. Memisahkan e-waste dan limbah B3 lainnya, seperti baterai, lampu bekas, cartridge bekas printer, dan lain-lain. 

  3. Membuat kompos sendiri di rumah dari sampah organik

  4. Mengurangi produksi sampah pribadi dengan lebih banyak beralih ke peralatan yang dapat digunakan kembali

  5. Mempelajari dan mencari informasi lebih lanjut untuk memanfaatkan dan mengurangi timbulan sampah

Pemilahan sampah di Indonesia masih perlu melewati jalan panjang dengan banyaknya tantangan dalam segi teknis maupun non teknis. Namun, kita dapat mulai untuk sedikit demi sedikit mengurangi tantangan tersebut dengan meningkatkan kepedulian kita dengan mulai memilah sampah yang kita hasilkan sendiri setiap harinya. Meskipun terlihat seperti gerakan yang kecil, kegiatan ini dapat berpengaruh besar jika terus dilakukan untuk lingkungan maupun untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Referensi

Arabiat, O., Al-Bakri, J., Kolsch, F., Al-Omari, S., & Aladwan, H. (2024). Enhancing sustainable solid waste management through separate source collection. Global Journal of Environmental Science and Management.

EPA. (2022). Hazardous Waste Management and Minimization. Retrieved 2 10, 2025, from U.S. Environmental Protection Agency (EPA): https://www.epa.gov

Kementerian Lingkungan Hidup. (2025). Data Pengelolaan Sampah & RTH. Retrieved 2 10, 2025, from Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN): https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Kristanto, G. A., & Gusniani, I. (2015). The Performance of Municipal Solid Waste Recycling Program in Depok, Indonesia. International Journal of Technology, 6(2), 263. doi:10.14716/ijtech.v6i2.905

LCDI. (2023). Darurat Sampah di Indonesia. Retrieved 2 10, 2025, from Low Carbon Development Indonesia Kementerian PPN/Bappenas: https://lcdi-indonesia.id/2023/03/07/darurat-sampah-di-indonesia/?utm_source=chatgpt.com

Raharjo, S., Ruslinda, Y., Bachtiar, V., Regia, R. A., Fadhil, M., Rachman, I., & Matsumoto, T. (2018). Investigation on Municipal Solid Waste Characteristics from Commercial Sources and Their Recycling Potential in Padang City, Indonesia. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering.

Rangga, J. U., Ismail, S. N., Rasdi, I., & Karmegam, K. (2022). Waste Management Costs Reduction and the Recycling Profit Estimation from the Segregation Programme in Malaysia. Pertanika Journal of Science and Technology.

Sari, B. B. (2025). Menteri Lingkungan Hidup Akan Tutup Semua TPA Overload Mulai Akhir Bulan Ini. Retrieved 2 17, 2025, from Detik News: https://news.detik.com/berita/d-7781705/menteri-lingkungan-hidup-akan-tutup-semua-tpa-overload-mulai-akhir-bulan-ini

Sembiring, F. T. (2018). Study of recycling demolition waste material product in Jakarta, Indonesia. E3S Web of Conferences.

UNEP. (2021). Waste Management and Environmental Protection. Retrieved 2 10, 2025, from United Nations Environment Programme (UNEP): https://www.unep.org

Waluyo, D. (2024). 60 Persen TPA di Indonesia Tidak Kelola Sampah. Retrieved 2 10, 2025, from Katadata: https://katadata.co.id/ekonomi-hijau/ekonomi-sirkular/676e59b9196a8/60-persen-tpa-di-indonesia-tidak-kelola-sampah

World Economic Forum. (2020). Here’s how Indonesia plans to take on its plastic pollution challenge. Retrieved from World Economic Forum: https://www.weforum.org/stories/2020/01/here-s-how-indonesia-plans-to-tackle-its-plastic-pollution-challenge/


Ditulis oleh Aisyah Najma Agrina

Judul Informasi : Menyadari Pentingnya Pemilahan Sampah di Sumber
Kategori : Blog
Fokus Isu : Strategi Pengurangan Sampah
Viewers : 63
Materi terkait
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 20 Mar 2025
Mengenali Model Bisnis dari Pelaku ...
Blog
Admin BSID | 20 Mar 2025
Pembakaran Sampah: Sebuah Budaya ya ...
Blog
Muhammad Aflah Gandadewata | 20 Mar 2025
E-waste: Gunung Emas di Balik Tumpu ...
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 20 Mar 2025
Hierarki Food Waste: Urutan Solusi ...
;