Hati-hati dengan Kandungan Pestisida Saat Mengompos Food Waste

Yazid Taufiqurrahman | 16 May 2025 Viewers : 56

Mengompos merupakan salah satu cara yang sering digunakan untuk menangani food waste. Aktivitas ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular karena mampu mengubah waste menjadi produk baru yang lebih bernilai (Palaniveloo et al., 2020). Apabila didefinisikan, proses pengomposan merupakan proses dekomposisi bahan-bahan organik menjadi molekul yang lebih kecil dengan bantuan mikroorganisme aerobik (Shilev et al., 2007). Proses ini menghasilkan sebuah produk yang memiliki banyak nutrisi untuk menyuburkan dan memperbaiki kondisi tanah (Kupper et al., 2008; Shilev et al., 2007). Selain itu, pengomposan juga menjadi salah satu strategi andalan untuk mengelola food waste di rumah tangga supaya mengurangi food waste yang terbuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) (Palaniveloo et al., 2020). Meskipun memerlukan biaya tambahan untuk penanganannya, pengomposan tergolong lebih ramah lingkungan daripada pembuangan ke TPA apabila diukur dari gas rumah kaca dan air lindi yang dihasilkan (Voběrková et al., 2020). 

Food waste yang dapat dikompos, seperti buah dan sayuran, memiliki kandungan air yang tinggi dan kekurangan struktur fisik sehingga memerlukan bahan tambahan untuk menyerap kelembaban. Bahan tambahan yang digunakan biasanya berupa bahan-bahan organik yang sifatnya kering, seperti serbuk gergaji dan daun-daun kering (Shilev et al., 2007). Namun, bahan-bahan yang digunakan untuk mengompos perlu dipilih secara hati-hati karena berisiko mengandung kontaminan (Kupper et al., 2008). Kontaminan ini tidak dapat terurai sehingga meninggalkan produk akhir/ikut tercampur dengan tanah. Jenis kontaminan yang mencemari kompos biasanya terdiri dari plastik, logam berat, dan zat beracun seperti pestisida yang terkandung pada permukaan sayur dan buah (O’Connor et al., 2022).  

Pestisida yang mengontaminasi kompos berisiko menghasilkan air lindi yang mencemari tanah dan air (Růžičková et al., 2020). Selain itu, kandungan pestisida yang berlebih juga membahayakan bagi cacing dan koloni mikroorganisme yang ada di tanah sehingga mengganggu proses pemecahan nutrien dan memengaruhi kesuburan (Fogarty & Tuovinen, 1991; Silva et al., 2019). Pestisida yang tidak terurai juga berisiko mengontaminasi tempat-tempat lain di sekitarnya melalui erosi angin dan air. Kontaminasi pestisida yang telah menyebar juga dapat merusak ekosistem dan biodiversitas karena menyasar organisme lain yang bukan menjadi targetnya (Silva et al., 2019). Tidak hanya itu, pestisida juga dapat terakumulasi di jaringan tanaman, lalu ikut masuk pada rantai makanan manusia (Fogarty & Tuovinen, 1991). Jika ikut terkonsumsi manusia, pestisida dapat membawa efek karsinogenik & sitotoksik, menyebabkan gangguan sistem saraf, gangguan pernapasan, serta gangguan kesuburan (Růžičková et al., 2020). 

Meskipun menimbulkan kekhawatiran, beberapa studi menunjukkan bahwa beberapa jenis pestisida dapat terurai saat proses pengomposan. Jenis pestisida yang dapat terurai bergantung pada stabilitas kimianya dan kemampuannya untuk terdegradasi. Pestisida yang mudah terurai adalah pestisida dari kelompok organofosfat. Sementara itu, kelompok lain seperti organoklorin dan endosulfan hanya mampu terdegradasi sebagian (Růžičková et al., 2020). Selain itu, ada juga pestisida yang bersifat resisten terhadap pengomposan, seperti pestisida jenis triazol (Kupper et al., 2008). 

Biasanya, pestisida dapat terurai saat proses pengomposan memasuki fase thermophilic. Fase ini ditandai oleh peningkatan suhu hingga mencapai 55–60°C yang diakibatkan oleh aktivitas mikroorganisme. Pada fase ini, mikroorganisme mampu mengurai senyawa kompleks dengan cepat seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Tidak hanya itu, mikroorganisme yang berada di fase ini juga mampu mengurangi kadar patogen, gulma, dan senyawa pencemar lain seperti hidrokarbon, senyawa aromatik, dan minyak. Namun, suhu pada fase ini perlu dijaga, karena apabila suhu telah melebihi 65°C, bakteri pengompos akan mati. Pencegahan kenaikan suhu dapat dilakukan dengan cara mengaduk secara rutin supaya terjadi proses pencampuran dan aerasi (Shilev et al., 2007).  

A diagram of a normal distribution

AI-generated content may be incorrect.

Fase kenaikan suhu saat pengomposan akibat aktivitas mikroorganisme yang terdiri dari: 1) mesophilic, 2) thermophilic, 3) cooling, 4) maturing (Shilev et al., 2007)

Meskipun dapat terurai sebagian, berkurangnya kadar pestisida tidak menjamin bahwa bahaya yang ditimbulkan juga ikut berkurang. Pestisida yang telah terurai bisa jadi berubah menjadi senyawa toksik lainnya yang mungkin tidak dapat terdeteksi secara langsung, tetapi tetap membawa dampak berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, beberapa metode treatment dapat diberikan untuk menghilangkan senyawa toksik pada kompos, seperti mineralisasi, biotransformasi, polimerisasi, volatilisasi, dan asimilasi ke dalam biomassa (Fogarty & Tuovinen, 1991). 

Di sisi lain, penelitian terkait pengurangan, pencegahan, dan penyaringan kontaminan yang masuk ke dalam kompos perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan ini sebaiknya juga diiringi dengan peningkatan pengawasan dan regulasi terhadap penggunaan zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan, seperti regulasi yang mengatur pemasaran dan penggunaan pestisida (O’Connor et al., 2022). Tidak hanya itu, penetapan standar kualitas tanah sekaligus pengawasannya terhadap kandungan residu pestisida di dalamnya juga perlu dilakukan. Penyebaran tanah yang mengandung residu pestisida juga perlu dipantau karena partikel-partikel tanah yang telah tercemar dapat terlepas di udara dan tidak sengaja terhirup oleh manusia dan hewan (Silva et al., 2019). Oleh karena itu, untuk menciptakan dampak lingkungan yang minim, praktik pertanian berkelanjutan seperti upaya pengurangan penggunaan pestisida, perlu segera diintervensi dan diterapkan secara menyeluruh. 


Referensi

Fogarty, A. M., & Tuovinen, O. H. (1991). Microbiological degradation of pesticides in yard waste composting. Microbiological Reviews, 55(2), 225–233. https://doi.org/10.1128/mr.55.2.225-233.1991

Kupper, T., Bucheli, T. D., Brändli, R. C., Ortelli, D., & Edder, P. (2008). Dissipation of pesticides during composting and anaerobic digestion of source-separated organic waste at full-scale plants. Bioresource Technology, 99(17), 7988–7994. https://doi.org/10.1016/j.biortech.2008.03.052

O’Connor, J., Mickan, B. S., Siddique, K. H. M., Rinklebe, J., Kirkham, M. B., & Bolan, N. S. (2022). Physical, chemical, and microbial contaminants in food waste management for soil application: A review. Environmental Pollution, 300(May), 1–9. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2022.118860

Palaniveloo, K., Amran, M. A., Norhashim, N. A., Mohamad-Fauzi, N., Peng-Hui, F., Hui-Wen, L., Kai-Lin, Y., Jiale, L., Chian-Yee, M. G., Jing-Yi, L., Gunasekaran, B., & Razak, S. A. (2020). Food waste composting and microbial community structure profiling. Processes, 8(6), 1–30. https://doi.org/10.3390/pr8060723

Růžičková, J., Raclavská, H., Kucbel, M., Grobelak, A., Šafář, M., Raclavský, K., Švédová1, B., Juchelková, D., & Moustakas, K. (2020). The potential environmental risks of the utilization of composts from household food waste. Environmental Science and Pollution Research, 28, 2466. https://doi.org/10.1007/s11356-020-09916-5

Shilev, S., Naydenov, M., Vancheva, V., & Aladjadjiyan, A. (2007). Composting of food and agricultural wastes. Utilization of By-Products and Treatment of Waste in the Food Industry, 283–301. https://doi.org/10.1007/978-0-387-35766-9_15

Silva, V., Mol, H. G. J., Zomer, P., Tienstra, M., Ritsema, C. J., & Geissen, V. (2019). Pesticide residues in European agricultural soils – A hidden reality unfolded. Science of the Total Environment, 653, 1532–1545. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2018.10.441

Voběrková, S., Maxianová, A., Schlosserová, N., Adamcová, D., Vršanská, M., Richtera, L., Gagić, M., Zloch, J., & Vaverková, M. D. (2020). Food waste composting-Is it really so simple as stated in scientific literature? A case study. Science of the Total Environment Journal, 723(138202). https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.138202



Judul Informasi : Hati-hati dengan Kandungan Pestisida Saat Mengompos Food Waste
Kategori : Blog
Fokus Isu : Sampah Organik
Viewers : 56
Materi terkait
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 18 Jun 2025
Food Waste Makanan Pedas: Penangana ...
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 18 Jun 2025
Dilema Kurangi Food Waste atau Utam ...
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 18 Jun 2025
Kebiasaan Pesan Makanan Online bisa ...
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 18 Jun 2025
Strategi Buy in Bulk: Dilema Kurang ...
Blog
Admin BSID | 18 Jun 2025
Program Makan Gratis Berpotensi Men ...
Blog
Harun Syamsudin Nur Hidayah | 18 Jun 2025
Penutupan TPA Open Dumping, Secerca ...
Blog
Yazid Taufiqurrahman | 18 Jun 2025
Faktor yang Memengaruhi Rumah Tangg ...
;