Penanaman Mangrove dan Gerakan Pesisir Bebas Sampah di Pengarengan Cirebon
Gambar 1. Dokumentasi penanaman mangrove di Pengarengan, Kab. Cirebon
Pengarengan, Cirebon – Ikatan Alumni Teknik Lingkungan (IATL) ITB bersama komunitas sanitationheroes.id, didukung penuh oleh PT PLN (Persero) , sukses menggelar kegiatan penanaman mangrove di Desa Pengarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Aksi ini merupakan bagian dari upaya kolektif untuk merestorasi hutan mangrove di Pesisir Utara Jawa dan menanamkan gerakan bebas sampah di pesisir.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pada Senin, 12 Mei dan Kamis, 29 Mei 2025 ini juga melibatkan kolaborasi apik dengan Komunitas lokal yaitu Kelompok Penggerak Wisata Pengarengan (PESPA) dan Forum Masyarakat Pesisir Lestari (Formas PL).
Pengarengan, Cirebon, yang merupakan salah satu kawasan mangrove tertua di Cirebon yang memiliki keanekaragaman hayati serta berpotensi untuk dijadikan Kawasan Ekowisata. Berdasarkan dokumen Profil Kelompok Penggerak Wisata Pengarengan (PESPA) (2021), Desa pesisir Pengarengan dilintasi Sungai Pengarengan dengan lebar sungai bervariasi sekitar 20 - 30 meter. Sungai tersebut memberikan peran penting dalam menyediakan daya dukung terhadap perkembangan ekosistem mangrove dan keanekaragaman hayati di dalamnya (> 29 jenis burung termasuk 6 jenis yang dilindungi serta >8 jenis flora mangrove) . Fasilitas pendukung lainnya seperti keberadaan jalur pejalan kaki (walking track) serta beberapa spot foto menjadi potensi yang besar untuk dijadikan sebagai destinasi ekowisata yang edukatif dan berkelanjutan. Aktivitas memancing oleh warga, dengan hasil seperti ikan salamander dan bandeng, juga menambah daya tarik kawasan ini.
Gambar 2. Jenis flora dan fauna yang dilindungi di Pengarengan, Kab. Cirebon
(Sumber : Profil Kelompok Penggerak Wisata Pengarengan (PESPA), 2021)
Gerakan baik yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu:
Gambar 3. Benih bakau bandul yang ditanam di Pengarengan, Kab. Cirebon
Gambar 4. Gerakan Pesisir Bebas Sampah di Pengarengan, Kab. Cirebon
Gambar 5. Peningkatan kapasitas komunitas lokal PESPA dan Formas PL
Gerakan ini berhasil menanam 2600 tanaman mangrove, dan ekuivalen dengan menangkap 1300 kg CO2 dari udara. Penanaman antar bibit mangrove harus berjarak 0,5 meter untuk menjadi penahan abrasi. Bibit Mangrove yang ditanam adalah bibit berusia 8 bulan di kembangkan endemik di Desa Pengarengan. Bibit Mangrove di tanam sedalam 10 cm s.d. 15 cm lalu diikat pada ajir. Insya Allah bibit mangrove dijaga keberadaannya selama 3 tahun. Jika ada yang mati, akan disulam (ditanam bibit baru).
Melihat tingginya antusiasme masyarakat dalam kegiatan penanaman mangrove ini, kami sangat optimis untuk melanjutkan program-program bermanfaat lainnya secara berkelanjutan. Ke depannya, kami akan berfokus pada pengembangan Rencana Aksi Restorasi Mangrove Berbasis Ekowisata di Pengarengan. Rencana ini akan berfokus pada:
Referensi:
Profil Kelompok Penggerak Wisata Pengarengan (PESPA), 2021