Bebas Sampah ID | Platform Persampahan Nasional - Manajemen Persampahan Online

Indeks Manajemen Persampahan ialah inisiatif dari Greeneration Foundation, Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi, dan Ikatan Alumni Teknik Lingkungan ITB. Melalui fitur Indeks Manajemen Persampahan, Bebas Sampah ID ingin memberikan kontribusi dan peran dalam hal pembuatan sistem informasi dan penguatan keterlibatan masyarakat dalam proses pembenahan tata kelola persampahan serta percepatan pencapaian target 30% pengurangan sampah nasional dan 70% penanganan sampah nasional yang telah diamanatkan pada pasal 34 dan 35 Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 dan Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017.

Adapun tujuan utama dari Indeks Manajemen Persampahan, yaitu:
  • - Membangun sistem informasi untuk membantu pemerintah, pusat dan daerah, dalam memvisualkan data persampahan menjadi informasi indeks performa manajemen persampahan yang dapat diakses oleh publik dalam rangka mendorong transparansi data manajemen persampahan.
  • - Membangun sistem informasi yang melibatkan partisipasi publik dalam mengevaluasi sistem manajemen persampahan di tingkat kabupaten/kota dalam rangka mendorong smart and good governance khususnya dalam sektor persampahan.
  • - Menjadi katalisator dalam upaya advokasi terhadap pembenahan dan integrasi data sekaligus tata kelola persampahan di tingkat daerah maupun nasional.
Sedangkan, ruang lingkup dari Indeks Manajemen Persampahan, yaitu:
  • - Menganalisis data persampahan yang dimiliki pemerintah, pusat maupun daerah, para akademisi, hingga jajak pendapat masyarakat untuk menjadi perhitungan indeks performa manajemen persampahan di tingkat kabupaten/kota.
  • - Memvisualkan data persampahan ke dalam bentuk indeks performa manajemen persampahan di tingkat kabupaten/kota ke dalam suatu sistem informasi yang dapat diakses publik.
Focus Group Discussion Indeks Manajemen Persampahan Kabupaten/Kota BSID dilakukan dengan para kementerian/lembaga dan pemerintah daerah selaku pemilik data serta para pakar dan akademisi yang telah melakukan penelitian yang relevan dengan indeks manajemen persampahan, karena dalam pengembangan fitur indeks manajemen persampahan ini membutuhkan data dan metodologi perhitungan yang transparan dan akuntabel. Adapun tujuan dari penyelenggaraan focus group discussion indeks manajemen persampahan Bebas Sampah ID, antara lain:
  • 1. Mendapatkan rekomendasi sumber-sumber data yang dapat digunakan dalam perhitungan indeks manajemen persampahan;
  • 2. Mendapatkan rekomendasi metodologi dan indikator yang dapat digunakan dalam perhitungan indeks manajemen persampahan;
  • 3. Mendapatkan gambaran umum terkait ketersediaan data persampahan yang dimiliki oleh pemerintah dan instansi terkait.
Tautan penting:

Indeks Manajemen Persampahan Bebas Sampah ID mengumpulkan data menggunakan metode kualitatif berdasarkan 5 Aspek Persampahan serta kuantitatif yaitu menggunakan rumus Collection Rate, Recycling Rate, dan Zero Waste Index. Akan tetapi, data 5 Aspek Persampahan pada tahap ini hanya bersifat sebagai informasi saja, belum masuk pada metodologi perhitungan Indeks. Sehingga pada tahap ini, Indeks Manajemen Persampahan BSID masih mengacu pada metode kualitatif khususnya dari formula Zero Waste Index yang dilengkapi dengan Collection Rate dan Recycling Rate.

Meskipun formula yang digunakan pada Indeks Manajemen Persampahan BSID merujuk pada referensi akademik, akan tetapi indikator yang digunakan pada perhitungan merupakan penyesuaian yang mempertimbangkan faktor ketersediaan data yang ada di Indonesia. Dengan keterbatasan ruang lingkup pada perhitungan Indeks Manajemen Persampahan BSID, selaras dengan poin ketiga tujuan dari indeks ini yaitu mendorong adanya upaya pembenahan dan integrasi data sekaligus tata kelola persampahan di tingkat daerah maupun nasional, perhitungan Indeks Manajemen Persampahan BSID akan terus dikembangkan bersamaan dengan berkembangnya ketersediaan data persampahan di Indonesia.
  • 1. Collection Rate didefinisikan sebagai proporsi jumlah sampah yang terangkut untuk dapat diolah dari total sampah yang dihasilkan selama satu periode (Wen, Lin, dan Lee, 2009). Formula perhitungan Collection Rate yang digunakan merupakan penyesuaian dari rujukan (Wen, Lin, dan Lee, 2009), adalah:
  • 2. Recycling Rate adalah perhitungan yang digunakan untuk menentukan persentase sampah yang dapat diolah, baik didaur ulang maupun dikompos. Selain itu, juga menjadi indikator dari banyak negara-negara di Asia untuk melihat performa penanganan sampah di negaranya. Di Eropa, European Environment Agency (EEA) selalu mempublikasikan Recycling Rate negara-negara anggotanya. Berdasarkan EEA, Recycling Rate dihitung dari persentase sampah yang dihasilkan kemudian dapat dikelola (termasuk composting dan digesting) (EEA, 2018). Ada berbagai formula untuk menghitung recycling rate. Berdasarkan Michigan Department of Environmental Quality (no year), formula dari penghitungan Recycling Rate adalah:
  • Keterangan:
    • Total sampah didaur ulang pada Indeks ini dihitung dari total jumlah sampah yang dijual baik oleh sektor pemerintah maupun non-pemerintah dengan asumsi akan diolah lebih lanjut dengan cara didaur ulang.

    Diversion Rate atau Recycling Rate memiliki kekurangan karena hanya fokus pada berapa jumlah sampah yang mampu didaur ulang. Sehingga kurang memperhatikan bagaimana pengurangan jumlah sampah yang diupayakan melalui desain industri yang dilakukan, kebijakan yang lebih efektif, dan perubahan perilaku masyarakat (Zaman & Lehmann, 2013). Oleh karena itu, metode penghitungan yang digunakan oleh indeks ini dilengkapi oleh Zero Waste Index (ZWI).

  • 3. Zero Waste Index adalah sebuah indeks yang menghitung jumlah virgin materials, energi, air, dan emisi gas rumah kaca yang digantikan oleh sumber daya yang berhasil dihasilkan arus aliran pengelolaan sampah (Zaman & Lehmann, 2013). Di penelitian berikutnya Zaman bersama Swapan (2016) menjelaskan nilai efisiensi penggantian virgin material setiap jenis sampah berbeda-beda. Kami menggunakan tabel tersebut sebagai referensi juga untuk menghitung Zero Waste Index. Berikut tabel virgin material substitution efficiency (dalam ton): (Zaman & Swapan, 2016).

  • Waste Management System Waste Category Virgin Material Substitution Efficiency (Tonnes) Energy Substitution Efficiency (GJLHV/tonne) GHG Emissions Reduction (CO2e/tonne) Water Saving (kL/tonne)
    Recycling Paper 0.84–1.00 6.33–10.76 0.60–3.20 2.91
    Glass 0.90–0.99 6.07–6.85 0.18–0.62 2.3
    Metal 0.79–0.96 36.09–191.4 1.40–17.8 5.97–181.77
    Plasric 0.90–0.97 38.81–64.08 0.95–1.88 –11.37
    Mixed 0.25–0.45 5.00–15.0 1.15 2.0–10
    Composting Organic 0.60–0.65 0.18–0.47 0.25–0.75 0.44
    Incineration Mixed MW 0.00 0.005 0.12–0.55 0.00
    Landfill Mixed MW 0.00 0.00–0.84 (–)0.42–1.2 0.00
    Zero Waste Index menekankan pada upaya penghindaran sampah (waste avoidance behavior). Untuk formula penghitungan Zero Waste Index adalah sebagai berikut:

    Keterangan:
    • Total sampah didaur ulang pada Indeks ini dihitung dari total jumlah sampah yang dijual baik oleh sektor pemerintah maupun non-pemerintah dengan asumsi akan diolah lebih lanjut dengan cara didaur ulang.
Referensi:
  • - Zaman, A. U., & Lehmann, S. (2013).The zero waste index: a performance measurement tool for waste management systems in a ‘zero waste city’. Journal of
  • - Zaman, A. U., & Swapan, M. S. H. (2016).Performance evaluation and benchmarking of global waste management systems. Resources, Conservation and Recycling, 114, 32-41.
  • - CalRecycle, 2012.Department of Resources Recycling and Recovery. Glossary [Online]. Available: http://www.calrecycle.ca.gov/LGCentral/Glossary/ (accessed 13.05.2020.).
  • - EEA, 2018. European Environmental Agency. Recycling of Municipal Wastes. [Online]. Available: https://www.eea.europa.eu/airs/2018/resource-efficiency-and-low-carbon-economy/recycling-of-municipal-waste (accessed 13.05.2020.).
  • - Michigan Department of Environmental Quality.No year. Calculating a Recycle Rate.
    [Online]. Available: https://www.michigan.gov/documents/deq/deq-wmprd-sws-SWRA_CalculatingRecyclingRate_635668_7.pdf (accessed 13.05.2020.).
  • - Wen, L., Lin, C. H., & Lee, S. C. (2009).Review of recycling performance indicators: A study on collection rate in Taiwan. Waste Management, 29(8), 2248-2256.
Karena verifikasi yang dilakukan oleh admin sangat terbatas, maka pada tahap ini fitur indeks BSID mengedepankan public verification dengan mempublikasikan seluruh informasi secara transparan. Adapun terdapat dua jenis pelaporan pelanggaran data yang dapat dilakukan oleh user:

Karena verifikasi yang dilakukan oleh admin sangat terbatas, maka pada tahap ini fitur indeks BSID mengedepankan public verification dengan mempublikasikan seluruh informasi secara transparan. Adapun terdapat dua jenis pelaporan pelanggaran data yang dapat dilakukan oleh user:
  • 1. Pelaporan validitas instansi pengunggah data. User dapat melakukan pelaporan jika dapat membuktikan bahwa pengunggah data telah memalsukan data profil nya.
  • 2. Pelaporan validitas input data maupun lampiran dokumen. User dapat melakukan pelaporan jika dapat membuktikan bahwa pengunggah data telah memalsukan input data maupun lampiran dokumen yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  • 3. Pelaporan metodologi perhitungan maupun pengumpulan data. User dapat memberikan masukan jika metodologi perhitungan maupun pengumpulan data terbukti tidak akurat.
Adapun bentuk tindaklanjut yang dilakukan oleh admin atas pelaporan pelanggaran data, antara lain:
  • 1. Pelaporan validitas instansi pengunggah data.
    • a. Mengkonfirmasi institusi terkait. Jika dibutuhkan, admin akan melakukan konfirmasi kepada institusi terkait tentang kebenaran profil pengunggah data.
    • b. Mengedit data profil. Jika kesalahan data yang ditemukan masih dapat ditoleransi, misalnya informasi instansi benar namun informasi jabatan/posisi pengunggah data tidak benar, admin akan menghubungi pengunggah data untuk merevisi informasi tersebut atau admin dapat mengedit secara langsung.
    • c. Menghapus input data. Jika kesalahan data yang ditemukan tergolong pemalsuan data, misalnya informasi instansi dan jabatan/posisi pengunggah data salah, admin akan secara langsung menghapus input data dari tampilan publik. Namun akan tetap tersimpan di dashboard admin (archived).
  • 2. Pelaporan validitas input data maupun lampiran dokumen.
    • a. Mengkonfirmasi institusi terkait. Jika dibutuhkan, admin akan melakukan konfirmasi kepada institusi terkait tentang kebenaran input data maupun lampiran dokumen.
    • b. Mengedit data input. Jika kesalahan data yang ditemukan masih dapat direvisi atas dasar dilandasi oleh lampiran dokumen yang valid, misalnya angka yang terdapat di lampiran dokumen tidak sesuai dengan data yang diinput (salah ketik), admin akan menghubungi pengunggah data untuk merevisi informasi tersebut atau admin dapat mengedit secara langsung.
    • c. Menghapus input data. Jika kesalahan data yang ditemukan tergolong pemalsuan data, misalnya pemalsuan lampiran dokumen, admin akan secara langsung menghapus input data dari tampilan publik. Namun akan tetap tersimpan di dashboard admin (archived).
  • 3. Pelaporan metodologi perhitungan maupun pengumpulan data.
    • a. Berkonsultasi dengan para pakar. Jika dibutuhkan, admin akan melakukan konsultasi dengan para pakar dan akademisi, termasuk pelapor, jika ada rekomendasi metodologi perhitungan maupun pengumpulan data yang patut dipertimbangkan.
    • b. Mengedit metodologi perhitungan maupun pengumpulan data. Jika rekomendasi metodologi perhitungan maupun pengumpulan data dianggap lebih tepat dengan tetap mempertimbangkan unsur ketersediaan data, admin dapat melakukan pembenahan dengan cara mengedit metodologi perhitungan maupun pengumpulan data indeks.
;